Finally, pertanyaan-pertanyaan yang saya tampilkan di tulisan pertama akan segera terjawab. Bagaimana para nominator bisa dinominasikan menjadi pemenang Oscar? Bagaimana menentukan pemenang Oscar? Well, fasten your seatbelt. Ayo kita bahas satu persatu dan singkap pertanyaan-pertanyaan yang telah tersimpan.
Pertama-tama, dalam menentukan nominasi Oscar, ternyata membutuhkan proses yang tidak sederhana. Untuk menjadi bagian dari nominasinya saja, dibutuhkan voting dari sekitar 6000 member yang terdaftar dalam Academy of Motion Picture Arts and Sciences. Lalu hanya sekadar melalui pengambilan suara? Oh tentu tidak, bila hanya sekadar vote, tentu Raffi Ahmad bisa memohon dukungan rakyat Indonesia untuk membantunya memenangkan Oscar dari "karyanya" dalam film Love is Cinta. Lebih dari itu, pihak Academy memberikan syarat-syarat khusus untuk sebuah karya atau seorang individu layak masuk nominasi. Mereka juga harus memastikan para kandidat, dan juga para pemilih merupakan orang yang benar-benar kredibel di bidangnya. Seperti apa persyaratannya? Seorang sutradara atau produser misalnya, mereka yang ingin tergabung dalam "klub" ini, diharuskan memiliki 2 screen credit untuk nama mereka. Sementara aktor/aktris paling tidak sedikitnya harus membintangi 3 film. Untuk kandidat nominator dari belakang layar, diharuskan sudah berpengalaman di bidang mereka selama beberapa tahun. Bagi para pendatang baru, mereka dapat mencari sponsor minimal 2 orang dari anggota "klub", untuk kemudian diajukan namanya dan menunggu keputusan apakah mereka dapat masuk atau tidak. Ketika sudah terdaftar, setiap peserta hanya dapat "memajang" namanya untuk 1 kategori. Ben Affleck misalnya, jika ia terdaftar sebagai seorang aktor, dia tidak bisa terdaftar lagi sebagai seorang sutradara. Untuk memastikan kualitas vote, masing-masing profesi pun memberikan vote untuk posisi mereka secara spesifik. Contohnya seperti para aktor memberi vote untuk kategori best actor dan sutradara memberi vote untuk best director. Untuk film sendiri, sebuah film dinyatakan bisa mengikuti proses seleksi untuk menjadi nominator apabila film tersebut memenuhi beberapa syarat. Pertama-tama, produser atau distributor harus melakukan submit form Official Screen Credit di awal Desember. Kemudian setelah itu mereka harus memastikan film tersebut berada dalam kriteria, yaitu memiliki durasi paling tidak 40 menit, dan harus bertahan di teater paling tidak selama 7 hari berturut-turut. Setelah memenuhi kriteria, barulah seluruh anggota melakukan pemilihan untuk menentukan siapa saja yang masuk ke dalam nominasi dari Academy Awards. Dalam hal ini, pihak Academy dibantu oleh PricewaterhouseCooper dalam penghitungan suara untuk nominasi. Mereka memiliki "rumus" tersendiri dalam menentukan nominasi. Yakni dengan cara menjumlahkan terlebih dahulu total pemilih dalam satu kategori, untuk kemudian membaginya menjadi total jumlah kemungkinan nominator ditambah 1. Mudahnya begini, bila ada 600 voters, maka dibuat 6 kemungkinan (5 kemungkinan nominator + 1). Siapapun yang terlebih dahulu menyentuh angka 100, maka ia menjadi nominator resmi. Bingung? Sama, saya pun agak sedikit tumbuh uban membayangkannya. Untuk menentukan pemenang, lebih simpel, yaitu hanya dengan meminta para voter memilih berdasarkan keinginan mereka untuk masing-masing kategori. Lalu kemudian direkap dan ditentukan siapa pemenangnya. Jadi bukan suatu kebetulan memang sebuah film dapat masuk, bahkan hanya untuk sebuah nominasi Oscar. Dibutuhkan perjalanan yang cukup panjang untuk mencapai level ini. Seperti yang dikatakan oleh Barry Jenkins, sutradara dari Moonlight saat pidato kemenangan mengejutkan filmnya dalam kategori best picture. “Even in my dreams this could not be true, but to hell with dreams, I’m done with it because this is true." Sebuah kalimat yang menyiratkan bahwa Academy Awards adalah tempat mimpi, perjuangan, cita-cita, kerja keras, dan dedikasi berkumpul. Hats off to the winners. *Catatan: Tulisan ini adalah artikel lanjutan dari artikel sebelumnya: Academy Awards 101: Part 1 - A Long Journey of Academy Awards Academy Awards 101: Part 2 - How "Oscar" Became Oscar - Kutu Klimis
0 Comments
Part 2 dari "kuliah" penuh rasa sok tahu dari saya mungkin tidak akan sepanjang yang pertama, tapi cukup penting. Kenapa? Karena saya yang nulis. Haha. Bukan, karena tentunya kita semua pasti penasaran, bagaimana nama Academy Awards bisa "dipersingkat" menjadi Oscar? Tidak, ini tak ada kaitannya dengan desainer lokal yang mirip Dian Sastro itu, tidak ada sangkut pautnya pula dengan perkumpulan tukang pangkas rambut ASal GARut (Itu Asgar baaang, Asgar).
Nama Oscar sendiri, yang merujuk pada trofi emas yang diberikan pada pemenang penghargaan, sebetulnya tidak memiliki sumber yang pasti dan memiliki beberapa klaim. Ya sama halnya seperti lagu Gaby yang diklaim banyak band ketika "lagu cinta miris nan mistis" tersebut booming beberapa tahun lalu di negeri kita tercinta. Klaim dari Bette Davis misalnya, yang mengatakan bahwa Oscar diambil dari nama tengah suaminya yang juga anak band, atau klaim dari Margaret Herrick yang mengatakan bahwa bentuk trofi/statuette amat mirip sepupunya yang juga bernama Oscar. (Bette dan Margaret merupakan "orang dalam" di Academy). Hanya dua? Tentu tidak, Time Magazine tercatat pernah memuat sebuah artikel dan menggunakan kata "Oscar" untuk menyebut penghargaan tersebut di tahun 1934 serta Walt Disney yang juga menyebut kata "Oscar" untuk trofinya di tahun 1932. Akhirnya di tahun 1939, Academy Motion Picture Arts and Sciences resmi menggunakan kata "Oscar" untuk merujuk pada penghargaan mereka. Patung Oscar, yang menjadi simbol penghargaan ajang ini, pun memiliki "nama resmi", Academy Award of Merit. Berbentuk kesatria memegang pedang yang berdiri di atas roll film, bukan roll rambut. Model dari patung tersebut dikatakan adalah seorang aktor Meksiko bernama Emilio "El Indio" Fernandez. Patung Oscar sendiri terbuat dari logam campuran, britanium, serta dilapisi emas, dengan tinggi 34, 3 cm dan beratnya 3,8 kg. Masih penasaran? Stay tuned to find out more about The Oscar! *Catatan: Tulisan ini adalah lanjutan dari artikel sebelumnya: Academy Awards 101: Part 1. - A Long Journey of Academy Awards Artikel lanjutan: Academy Awards 101: Part 3 - How to be a Nominee and Winner - Kutu Klimis "Ini Oscar kenapa nominasinya film-film aneh sih rata-rata?"
"Bah, apaan tuh Hell or High Water? Film ngecek ketinggian pintu air pas hujan?" "Laah, gila kali, Batman V Superman enggak masuk nominasi?!" "Ini mah gue yakin pemilihan nominasi Oscar pesenan salah satu paslon pasti!!" "Ini nentuin pemenangnya bukan vote dari hape kaya Rising Star ya?" Aaaand, so on. Pasti banyak pertanyaan-pertanyaan serupa tapi tak sama mengenai Academy Awards, atau yang biasa kita sebut Oscar bukan? Bagaimana menentukan nominasi, bagaimana kemudian mereka menentukan pemenang, bagaimana Oscar sendiri dapat dianggap sebagai event paling prestisius pelaku perfilman di Hollywood, dan lain-lain. Tenang, kita akan bahas satu per satu, dan kita kupas secara tajam, setajam tatapan mata Yanglek yang mengajak abang makan. Saya akan membagi tulisan ini ke dalam beberapa part (biar kaya film-film hits jaman sekarang), selain agar lebih memfokuskan bahasan, agar saya juga bisa terlihat sedikit pintar. Baik, agar laman ini tidak keburu ditutup karena saya bertele-tele, pertama saya akan jelaskan sejarah Academy Award. Sebetulnya sejarah singkat ini bisa kita dapat dengan mengetik keyword di Google atau mampir ke Wikipedia, tapi saya jamin, lebih menarik membaca tulisan ini bukan? Ajang penghargaan ini pertama kali diselenggarakan pada tahun 1929. Acara ini merupakan ajang pemberian penghargaan bagi insan perfilman yang terselenggara atas kerja keras dari Academy Motion Picture Arts and Science, yaitu asosiasi profesional para pekerja film. Academy Award pertama, tercatat diselenggarakan di sebuah lounge private di Hollywood Roosevelt Hotel dengan jumlah audience "hanya" 270 orang. Kala itu ada 15 trofi atau penghargaan yang dibagikan untuk apresiasi bagi sutradara, aktor/aktris, serta beberapa elemen dari balik layar perfilman dalam kurun waktu 1927-1928. Uniknya, upacara seremonial perdana ini hanya berlangsung selama 15 menit, lebih sebentar bahkan dari upacara bendera saya kala SD. Mengapa demikian? Karena ternyata kala itu, pengumuman pemenang sudah diumumkan melalui surat kabar 3 bulan sebelumnya. Sehingga acara Academy Awards yang berlangsung 3 bulan kemudian murni hanya prosesi pemberian trofi. Mungkin kalau diibaratkan, mereka sudah yudisium 3 bulan sebelumnya, dan barulah setelah itu "wisuda" dengan sah setelah menerima trofi. Namun kemudian di tahun berikutnya, tepatnya tahun 1930, pengumuman pemenang dilakukan setiap pukul 11 malam, bersamaan dengan malam penganugerahan. Metode ini bertahan selama 1 dekade sebelum kemudian Los Angeles Time "lémés" dan membocorkan nama pemenang sebelum acara seremonial berlangsung. Akhirnya semenjak 1941 hingga kini, untuk mencegah bocornya nama-nama tersebut ke publik sebelum seremonial resmi, mereka menggunakan amplop yang disegel untuk menyimpan rapi nama pemenang dari setiap kategori. Amplop-amplop tersebut bahkan disimpan di dalam brankas khusus sebelum pada hari seremonial diserahkan kepada petugas di malam penganugerahan. Terus bagimana bisa jadi disebut Oscar? Bentuk trofinya juga kenapa kaya gitu? Kalau mau menang gimana caranya? Easy there, kita bahas di artikel selanjutnya ya! *Catatan: Artikel lanjutan dari tulisan ini: [KutuPedia] Academy Awards 101: Part.2 - How "Oscar" Became Oscar Academy Awards 101: Part 3 - How to be a Nominee and Winner - Kutu Klimis Damien Walters merupakan seorang 'freerunner', 'former gymnast', dan 'stunt performer' asal Inggris yang telah mengisi beberapa film seperti Kick-Ass, Captain America: The First Avenger, Kingsman: The Secret Service, dan film yang akan tayang bulan depan, Assassin’s Creed. Dengan 'bantuan' Honda dan All4 (sebuah On Demand Channel di UK), Damien Walters mencoba memperlihatkan kemampuannya untuk menggambarkan beberapa adegan 'Iconic' dari beberapa film. Sumber: Collider - Kutu Butara Beberapa hari sudah Suicide Squad dirilis, berbagai tanggapan serta kritik sudah bermunculan. Sebagian menganggap bahwa film ini merupakan "gebrakan" DC, dimana sebagian lain menganggap(judul)film "Suicide Squad" mengimplementasikan "tindakan" DC (juga WB) untuk keputusannya merilis film ini, yaitu "Suicide"(literally).
Setelah banyaknya tv spot, trailer, promo, dan segala bentuk advertisement yang dilakukan, bila kita jeli, cukup banyak adegan/percakapan yang di cut/diganti/bahkan dihilangkan. Meskipun belum dikonfirmasi, namun dikabarkan pula, bahwa DC dan WB memiliki 2 versi cuts, dimana cuts yang akhirnya dirilis di bioskop merupakan cuts dengan tone yang lebih light dan fun. Hal ini pula lah yang menjadi salah satu alasan mengapa Suicide Squad menjadi film yang memiliki reaksi beragam dengan mayoritas kritikan tajam. Saya mencoba menganalisa juga menghimpun dari beberapa sumber mengenai beberapa adegan/percakapan yang hilang/berubah dari versi trailer/tv spot/promo. Meskipun beberapa dari list ini belum dikonfirmasi kebenarannya, namun ada beberapa scene yang cukup terasa "hilang"-nya dari film. Berikut beberapa diantaranya : 1. Adegan dimana Deadshot menatap nanar dari dalam selnya sembari memikirkan putrinya sambil melihat hujan turun. 2. Adegan El Diablo yang mencoba membakar sebuah batang korek api, sebelum akhirnya memadamkannya karena ia sudah berjanji untuk tidak menggunakan lagi kekuatannya. 3. Boomerang "sexist" and "racist" part. Dalam interview awal, dikatakan bahwa akan ada adegan dimana Boomerang melakukan percakapan "khas" nya, namun karena tone film yang light, percakapan tersebut ditiadakan. 4. Backstory Killer Croc, dimana ia diceritakan sedang "membangun" namanya di dunia kriminal Gotham sembari menjadi "muscle-for-hire" untuk beberapa bos kriminal disana, sebelum akhirnya ia dihentikan oleh Batman. Adegan dimana Killer Croc membuat sebuah "sculpture" dalam trailer pun tidak nampak dalam filmnya. 5. Adegan Killer Croc kembali mendapat potongan, yakni adegan dimana ia mengalami mual ketika perjalanan di dalam helikopter menuju Midway City, dalam adegan tersebut Killer Croc memuntahkan separuh badan kambing makanannya, untuk kemudian ia makan kembali, dan membuat salah satu anggota Navy Seals mual melihatnya. Scene ini pun kabarnya dijelaskan dalam artikel di majalah Empire Magazine. 6. Adegan Rick Flag dan June Moon. Cukup banyak adegan mereka yang dipotong, yang membuat hubungan mereka terkesan kurang dalam di film. Adegan tersebut adalah adegan dimana Rick Flag dan June Moon bersama-sama melihat file anggota Suicide Squad yang dikirim oleh Amanda Waller serta adegan kencan mereka. 7. Adegan dimana Joker melakukan baku tembak dalam restoran, lalu ia dan anak buahnya melarikan diri. Kemudian Harley mengejarnya menggunakan motor dan menghalanginya. Kemudian terlihat Joker membenturkan kepalanya ke kaca dengan frustasi. 8. Adegan "i can't wait to show you my toys" antara Joker dan Griggs yang ada dalam setiap trailer, namun(kalau saya tidak salah ingat)hilang dari film. 9. Adegan dimana Harley dan Joker berkelahi, dan Harley menodongkan pistol ke kepala Joker. Kemudian Joker merayu Harley untuk menurunkannya, dan akhirnya, well, they kiss. 10. Adegan lengkap kejar-kejaran Joker-Harley dalam Purple Lamborghini dengan Batman dalam Batmobile, dimana melibatkan lebih banyak percakapan dari Harley dan Joker, juga adegan dimana Joker memukul atap "Purple Lamborghini"- nya. 11. Adegan "i'm not gonna kill you" Joker kepada Harley berbeda pace nya antara trailer awal dengan adegan akhir di film. 12. Adegan di Ace Chemical dimana Harley lompat ke dalam cairan kimia, seharusnya memiliki adegan dengan dialog Joker lebih banyak. 13. Adegan dimana Harley mengokang tongkat baseballnya seolah-olah itu senapan. 14. Adegan dalam bar, dimana Harley menjadi bartender and then Deadshot calls for a shot, kemudian Katana meminta Whiskey, Croc dan Boomerang meminta beer, kemudian Diablo hanya berkata "water". Harley kemudian menjawab "that's a good idea honey". Adegan tersebut terdapat dalam trailer, namun kemudian dalam film adegan tersebut "hilang". 15. Adegan interaksi Harley dan Boomerang, dalam cuts awal, seharusnya Harley menunjukkan bahwa ia tidak menyukai Boomerang, namun akhirnya dalam cuts yang dirilis menunjukkan afeksi Harley kepada seluruh anggota. 16. Beberapa adegan Joker yang dihapus yang juga dikonfirmasi oleh Jared Leto. Hal ini dilakukan untuk "mengubah pandangan" akan hubungan antara Joker dan Harley, dimana seharusnya hubungan Joker dan Harley merupakan hubungan yang abusive, namun akhirnya mereka lebih terlihat seperti pasangan kekasih. 17. Adegan dalam helikopter ketika Joker menyelamatkan Harley dimana seharusnya dalam cuts awal, Joker dan Harley terlibat argumen, kemudian ia mendorong Harley terlebih dahulu sebelum helikopter ditembak jatuh. Namun dalam cuts yang dirilis, Joker mendorong Harley ketika pesawat sudah ditembak jatuh.(yang tentunya justru malah menunjukkan "sisi cinta" Joker pada Harley) 18. Kemunculan Joker dalam scene final fight di subway, dimana ia muncul dengan wajahnya yang setengah terbakar setelah helikopternya jatuh. Ia kemudian mengajak Harley untuk pergi bersamanya, namun Harley menolak karena ingin membantu teman-temannya. Akhirnya Joker melempar granat ke tengah-tengah squad dan kemudian melarikan diri. Meskipun belum seluruhnya dikonfirmasi secara resmi, beberapa adegan yang kemungkinan dihilangkan maupun diganti tersebut cukup memberikan alasan akan kritik tajam yang didapatkan oleh Suicide Squad versi theater. Selain karena pemaksaan tone yang diubah, cukup banyak adegan Joker yang dipotong, membuat kehadirannya dalam versi teater terasa hanya menjadi "pelengkap". Bagaimana menurut Kawan Kutu mengenai kemungkinan cuts dan perubahan adegan tersebut? Apa ada dari Kawan Kutu yang menyadari perubahan adegan lain? Feel free to share your thoughts! Source : * youtube.com * comicbook.com * heroichollywood.com - Kutu Klimis |
SEARCH
GET NOTIFIED
Archives
August 2017
|