Malam sudah cukup tua, saya memutuskan untuk mencoba menulis dengan metode mengingat, tidak akan saya gunakan mesin pencari ataupun lainnya yang sejenis untuk mereview film ini. Selain menguji daya ingat saya guna mempermahir keterampilan menulis, menulis dengan gaya mengingat ini dimaksudkan untuk mengukur seberapa kentalkah kesan yang ditimbulkan film ini di diri saya. Menonton super hero bukanlah suatu hal yang asing buat semua orang, semua orang pasti punya superheronya masing-masing dari mulai tokoh fiksi seperti superman, batman, spiderman, naruto atau bahkan kapten tsubasa sampai tokoh di kehidupan nyata, biasanya orangtualah yang dianggap superhero bagi kebanyakan orang, tentu saja untuk saya pribadi. Batman sendiri sudah ramah saya dengar ceritanya dari sejak saya masih diantar jemput oleh orang tua, sejak TK saya sudah punya miniatur batman dan robin dirumah, yang paling saya ingat adalah saya punya miniatur mobil musuhnya batman yang dingin itu, kalau tidak salah mr freeze namanya, tokoh yang diperankan oleh seorang gubernur di amerika sana. Kecintaan saya dengan batman hanyalah sebuah formalitas, karena dipikir pikir saya tidak punya tokoh superhero idola untuk di marvel, capcom, atau dc comic sedari kecil. Dulu tokoh anime anime jepang lebih mengundang fantasi heroik tersendiri. Hingga nolan akhirnya menurunkan wahyu dan menyuruh saya untuk bersegera tobat untuk segera menasbihkan batman menjadi superhero idola saya. Dan lucunya wahyu itu datang di chapter terakhir trilogy batman, The Dark Knight Rises. The Dark Knight Rises lah yang menuntun saya untuk menyukai batman dan mendalami triloginya yang maha suci itu. Jika dipilih untuk mengurutkan mana yang paling baik diantara ketiga sekuel itu, saya masih belum bisa menemukan jawabannya hingga sekarang, saya masih bingung anatara The Dark Knight/ The Dark Knight Rises. Tapi jika ditanya, kesan mana yang paling mendalam? TDKR lah jawabannya Film ini tidak hanya menyajikan pertempuran superhero dan villains seperti biasanya, dimana superhero selalu menang dan villains selalu kalah. Tidak, jauh dari itu, sangat jauh. TDKR lebih mengangkat nilai nilai manusiawi, mazhab mazhab pemikiran orang dan sosial kultural di gotham itu sendiri. Awal film ini saja bisa dibilang sudah bisa memicu adrenalin penonton dengan peristiwa penculikan oleh Bane. Bane, sendiri villain yang beda dari villain lainnya. Bane mempunyai ideologi, Bane mempunyai mazhab, Bane mempunyai umatnya sendiri, Bane punya tapakan hidup yang jelas. Sayang semua itu dirusak dengan scene ala romeo dan juliet di akhir film. Kalau dibandingkan dengan villain sebelumnya, yaitu joker, jelas sangat berbeda. Bane adalah orang birokrasi tulen, punya hierarki tersendiri dalam bertindak. Joker? I do What I Want. Satu pertiga awal film ini menceritakan bagaimana bane mencoba membangun sistem dan menghancurkan kaum borjuis di gotham yang dianggapnya nista. Jikalau stalin masih hidup saya yakin bane sudah diangkat menjadi adik tirinya. Setelah itu, batman alias bruce wayne yang dikira sudah mati akhirnya dipanggil hidup kembali oleh anne hathaway. Dia perlu diberikan credit tersendiri bukan karena dia cantik atau sangat menggoda di film ini, tapi aktingnya sebagai partner in crime batman memang baik. Cerita maling malingan antara kaum proletar yang diperankan catwoman dengan kaum borjuis bruce wayne, akhirnya membawa batman kembali bangkit. Sebenarnya sebuah kebetulan saja batman bertemu dengan bane menurut saya. Toh bruce wayne masih ogah ogahan untuk kembali lagi ke dunia heroiknya, ditambah alfred yang berselisih paham dengan bruce wayne. Berlanjut, Bane akhirnya bisa menguasai kota dengan mencoba membuat kerusuhan di pasar saham. Bane ini benar benar orang kiri yang kuat sekali ya. Dengan segala sesembahan pengikutnya, lambat laun Bane pun menguasai gotham dengan mengeluarkan penjahat kelas teri sampai kelas kakap untuk turun ke jalan, menuntut pembersihan kota gotham dari korup korup polisi dan borok borok para birokrat. Sampai sampai scarecrow muncul lagi disini. Mau tidak mau jiwa malaikat christian bale pun terenyuh, akhirnya bale , joseph gordon levitt , gary oldman, morgan freeman dan juga dengan anne hathaway mencoba menaklukan tom hardy dan pengikutnya. Sial bagi anak rumahan seperti batman, saat bertempur satu lawan satu melawan bane, batman bagai cucunguk yang diinjak oleh seorang janda. Dibuang ke sumur yang dalam, kalau tidak salah namanya lubang neraka atau apalah, lupa. hehe. Disitulah momen inspirasional saya diberikan oleh nolan, momen dimana bruce wayne berhasil keluar dari sumur itu adalah best moment di film itu. Nolan mengajarkan umat manusia sesuatu yang dinamakan Believe. Sebenarnya saya yakin orang orang didalam sana sebenarnya lebih kuat dari wayne, tapi kepercayaannya yang ngehe. Proses pembentukan kepercayaan bruce wayne inilah yang membuat saya angkat topi karena sukses mengangkat nilai sosial dan psikologis manusia. Terserah jikalau ini berlebihan, tapi propaganda nolan di scene ini masih berbekas di otak. Bangkit dari sumur, bruce wayne kembali ke kota yang sudah dikuasai oleh kaum kaum proletar yang marah. Entah bagaimana ceritanya, TDKR meninggal sedikit borok disini. Ternyata bane yang selama ini saya kagumi disini, melakukan semua itu hanya demi sesuatu yang namanya cinta. Bane cinta dengan anaknya ras al ghul, dan rela melakukan apa saja demi dia. Sangat romantis, romantis yang mengganggu. Entah nolan sengaja membuat scene ini agar twist ataukah hanya ingin menyiratkan bahwa sebagus apapun ideologi anda, pasti akan kalah dengan yang namanya cinta. Saya pun tidak tahu. Yang jelas mengganggu. Untungnya, borok itu segera diobati dengan double twist oleh nolan. Pertama, munculnya robin di akhir film yang ternyata joseph gordon levitt dan yang terakhir adalah ternyata pesawat yang membawa bom itu ternyata autopilot. Entah ada berapa kata 'anjing' yang keluar di bioskop itu, karena saking salutnya dengan ending yang dibuat nolan. Durasi hampir tiga jam itu terasa sangat cepat untuk saya, bahkan habisnya sebatang rokok pun saya rasa lebih lama. Jika dicermati secara baik baik dan coba melepaskan penokohan batman bane dll, sebenarnya ini adalah cerminan dua pihak yang sedang melakukan pertempuran ideologi. Batman, dengan pihak pihak pemerintah, polisi,kaum atas gotham yang merasa gotham perlu dipertahankan tapi harus ada watch dog atau istilahnya yudikatif disana, melawan Bane, perwakilan dari kiri, kaum proletar, yang merupakan remeh dari sisa sisa gotham yang terbuang mencoba melakukan pembersihan gotham dari kaum kapital dan borjuis. Dan akhirnya siapa yang menang? Batman? Tidak. Bruce Wayne yang menang. Merasa sudah jengah dengan gotham yang sangat keparat kelakuannya, bruce wayne pura pura mati dengan membawa bom tersebut. "Biarkan gotham menuju kedamaian dengan tangan tangan tak terlihat" mungkin itu yang ada di benak bruce wayne jika saya boleh mengarang. Interpretasi diatas adalah interpretasi saya, tanpa mesin pencari, tanpa bantuan, hanya mengandalkan memori, hanya mengandalakan kesan yang ditimbulkan sehabis menonton film ini. Bisa dilihat betapa melekatnya film supehero ini dalam otak saya, walaupun bentuknya bukan lagi film superhero tapi film perang ideologi dan perang sosial. TDKR mengajarkan nilai moral tinggi sekaligus nilai sosial yang acapkali dilupakan di era sekarang. yang jelas TDKR bukan film superhero biasa. Satu yang saya khayalkan, jikalau kita sama sama menggeledah kamar bane dan bruce wayne pasti di kamar bane ditemukan buku das kapital disana , sedangkan di kamar bruce wayne ditemukan bukunya montesqiu dan adam smith disana. Kalau kamar anda? oleh: Kutu Rambut
0 Comments
Jujur, saya tidak pernah menonton serial TV yang bergenre Action crime sebelumnya, seperti NCIS, beserta berbagai macam Spin-Off nya, dan serial lainnya pula yang sejenis. Namun pertemuan random ala "janji joni" membawa saya kepada hal ini. "Nonton The Blacklist deh, series baru nih, canggih!", ucap seorang teman, yang masih duduk di bangku perkuliahan, jurusan psikologi Universitas ternama di indonesia, disela-sela kehancuran dunia kosan tanpa PES (pro evolution soccer). Dan entah mengapa, setelah di beri sedikit spoiler yang "tidak kurang ajar" olehnya, juga melihat backgroundnya yang mahasiswa psikologi, saya pun tergugah untuk segera mencoba menonton series anyar ini. Series ini menceritakkan tentang, Raymond "Red" Reddington, salah seorang buronan FBI paling dicari. Untuk menggambarkan seorang Reddington, saya akan memberikan beberapa ilustrasi, misal anda adalah seorang kriminal kelas internasional yg ingin meledakkan 1 kota, namun anda bingung memakai bahan peledak jenis apa? atau anda ingin membunuh tanpa jejak/bukti? menghilangkan identitas seseorang atau bahkan anda sendiri? Mencari bahan baku Narkoba Jenis langka sekaligus target pasarnya? anda pasti akan datang kepada Reddington untuk menanyakan hal-hal ini. Jadi mudahnya ia adalah Criminal Masterminds dari segala jenis bentuk kriminalitas, apapun itu. Namun, tiba-tiba saja Reddington menyerahkan diri ke markas FBI. Baiklah, ini adalah series tentang kriminal,namun sang kriminal nya menyerah? Tahan dulu, mari berlanjut. Lalu Reddington membuat suatu tawaran yang FBI sekali pun tak bisa menolak, dan bersikeras dengan satu syarat : dia akan bekerja sama hanya dengan Elizabeth Keen, sebagai gantinya, dia akan membantu FBI untuk mengungkap semua kriminal yang ada di daftar buronan , dan bahkan yang tidak ada di daftar buronan FBI sekalipun, yang ia sebut dengan "The Blacklist". Terlepas dari tawaran super aneh yang diberikan Red sebuah pertanyaan timbul di pihak FBI, mengapa reddington tiba-tiba menyerahkan diri begitu saja? dan ada hubungan apa Elizabeth Keen dengan kriminal sekelas Reddington? ini menarik karena Elizabeth Keen ternyata adalah seorang wanita muda, calon anggota FBI, jadi dia belum resmi bekerja sebagai agen FBI. Namun setelah di interogasi, agen Keen pun menyatakan bahwa ia sama sekali tidak mengenal Red, dia hanya tahu bahwa Red adalah salah satu Buronan paling dicari FBI, Membingungkan. "James Spader" yang memerankan Reddington, patut diberikan apresiasi, dia tidak terlihat seperti seorang kriminal, benar-benar layaknya warga kelas atas biasa, cerdas seperti John Dillinger di film "Public Enemies", serta sangat santai layaknya Agent Coulson di film-film "Marvel". Dengan kebiasaannya yang selalu mengeluarkan trivia-trivia dan pertanyaan "nyeleneh" di sela-sela pembicaraan serius, membuat dia cukup menyenangkan sekaligus mengerikan. Dan juga, "Megan Boone" yang memerankan Elizabeth Keen, anda pasti familiar dengan wanita ini, cukup mengejutkan saya, setelah tau dia adalah Claire di Film Step up Revolution, mungkin menjadi suatu tantangan sendiri untuknya untuk memerankan karakter ini, dan untuk anda melupakan perannya di film terdahulunya. Serial ini pun didukung dengan soundtrack-soundtrack yang agak sedikit cutting-edge dengan adegan-adegan yang ada, berbeda emosi, namun membuat visualisasinya semakin pas untuk dinikmati. anda ingat adegan Amazing Spiderman vs The Lizard gerak lambat dengan backsound lagu klasik di sebuah perpustakaan? kurang lebih seperi itu. teori-teori kriminal yang disajikan "The BLacklist" pun cukup lumayan rumit, namun mudah di tebak. ya, mungkin anda sendiri yang harus menentukkan Season 1 serial ini dimulai NBC di bulan september 2013 hingga dec 2013, hanya untuk 10 episode lalu hiatus hingga januari 2013 dan baru tanggal 27 Januari 2014 kemarin sampai di episode 13. Di kutip dari tvline.com NBC menyatakan bahwa serial ini akan berlanjut hingga Season 2 untuk 22 episode. Ya dikarenakan rating yang bagus, juga jumlah penonton yang meningkat tiap minggunya, menurut saya, sepertinya serial ini akan sampai hingga season 4 atau lebih. Alhasil, serial ini cukup pantas ditonton oleh anda, pecinta series bergenre crime & mystery. Jadi, siapkan 45 menit pada setiap senin anda, untuk menikmati serial ala Jon Bokenkamp ini.
Never trust a criminal...until you have to. Oleh : Kutu Ular Filmnya memang benar benar filmnya orang gila, baik secara harfiah atau tidak. Dan karena saking gilanya, film ini bertengger di top 250 film IMDB dengan rating 8,8. Pernahkah anda berpikiran bahwa sekumpulan orang gila bisa dijadikan kisah menarik yang nantinya memenangi 5 nominasi oscar? Atau pernahkah anda punya rasa penasaran sedikit saja dengan apa yang 'orang berpenyakit mental' lakukan di rumah sakit jiwa? Saya rasa yang menjawab iya hanya hitungan jari.
Film ini mengisahkan tentang kehidupan dan aktivitas sehari sehari pasien rumah sakit jiwa di rumah sakit. Awalnya semua berjalan seperti biasa biasa saja sebelum orang yang bernama Randle Mc Murphy (Jack Nicholson) datang. Mc Murphy sebenarnya tidak sakit jiwa, dia hanya seorang pria bermasalah dengan emosinya karena seringkali melakukan penyerangan dan pemerkosaan. Terlanjur basah, Mc Murphy pun mau tidak mau harus berinteraksi dengan orang orang yang berpenyakit mental disini. Ada yang bermasalah dengan kecemasannya, selalu curiga, hingga ada salah satu tokoh favorit saya yaitu Martini (Danny Devito) mengidap penyakit mental melakukan hal yang aneh berulang ulang. Martini akan membuat anda tertawa disela sela film anda yang cukup lambat ini. Mcmurphy pun mencoba untuk menjadi 'Gila' demi meladeni orang orang gila ini. Tapi tetap saja, jiwa McMurphy yang meledak meledak seolah susah terobati .McMurphy melihat ada yang salah dengan perawatan orang gila ini tak ayal McMurphy pun mencoba melakukan revolusi revolusi kecil untuk para kawan kawannya di bangsal ini. Contohnya, dia mencoba memaksa suster untuk mengajak mereka menonton piala dunia, membawa kabur mereka ke tengah laut untuk memancing dan yang paling parah membawa minum minuman keras kedalam bangsal dan berpesta disana. Tidak hanya itu, McMurphy seolah menjadi pahlawan untuk para pasien disana. Mengapa tidak? Sebelum dia datang, semua membosankan dan dipenuhi nafas nafas curiga dan kecemasan. Setelah dia datang suasana begitu ceria dan hidup, seakan mereka sudah tidak mempunyai sakit mental lagi. Dan Jika ingin kabur, sebenarnya McMurphy sudah bisa kabur dari sejak kapan ia mau, tapi dia merasa nyaman dengan kawan kawan gilanya. Dan pada akhir Mc Murphy berencana kabur, dia akhirnya tidak jadi kabur dan pesta yang diadakan di bangsal ketahuan oleh semua pengurus rumah sakit. Dan terjadi akhir yang tidak mengenakan untuk murphy dan kawan kawan gilanya. Akhir yang sangat tidak mengenakan juga buat saya pribadi. Banyak hal yang perlu kita berikan selamat kepada film ini. Semua pemeran di film ini menjalankan perannya dengan sangat baik, baik penjaga rumah sakit yang bertindak cukup kejam, dan juga kepada para pasien yang tingkah polanya pasti membuat anda tertawa ataupun menaruh rasa iba kepada mereka. Jalan ceritanya pun bisa dibilang tidak terlalu ribet, durasi dua jam pun tidak akan terasa lama karena film ini bukan film yang alurnya lambat. Yang membuat saya berani bilang kalau ini film cukup berat adalah nilai moral yang diemban oleh film ini. Film ini menyadarkan kita dan sedikit menggambarkan, apa yang mereka lalui di rumah sakit. Manusiawi atau tidaknya mereka diperlakukan seperti itu, biarkan setiap orang punya perspektif sendiri sendiri. Dan film ini seolah memberikan pesan, kalau rumah sakit jiwa yang penuh dengan rutinitas hanya akan melanggengkan penyakit mental mereka. Tidak mengenal dunia luar, tidak ada sesuatu yang berbeda, itu malahan justru yang membuat rasa sakit mental mereka semakin besar. Interaksi yang dilakukan pun hanya dalam lingkup formal bukan mengalir apa adanya, ketika gerombolan orang ini memancing McMurphy berakhir menjadi pahlawan tidak hanya untuk teman temannya, tapi untuk saya pribadi dan mereka yang bisa mengambil nilai dari film ini. Rutinitas akan membunuh kita semua, dari dalam. Berliburlah! Oleh: Kutu Rambut Siapa yang tidak ingin menjadi peran utama? Rasanya jarang sekali yang mengidolakan inspektur gordon dalam film batman daripada bruce wayne atau siapa yang mau mengidolakan suneo dalam sekuel doraemon? Rasanya yang mau melakukan itu adalah orang orang anti kemapanan, yang tidak mau menikmati sorotan kamera berlebihan, mungkin kurt cobain adalah contoh nyata yang tidak mau memerankan peran utama, sayangnya dia sudah tidak nyata.
Film the usual suspect adalah anomali, film ini pesta masturbasi untuk mereka yang menjadi orang ketiga serba tahu. Film ini sebenarnya sederhana saja, kevin spacey yang berperan menjadi verbal kint sedang diinterogasi oleh Dave Kujan (Chazz Palminteri) dari FBI agar menceritakan kejadian penembakan dan kebakaran yang terjadi didalam sebuah kapal yang juga menewaskan Dean Keaton (Gabriel Byrne). Penonton dibawa masuk kedalam pandangan verbal kint, dimana verbal kint adalah orang ketiga serba tahu.. Diceritakan awalnya ada lima orang yang mempunyai latar belakang kriminal masing masing yaitu adalah Michael McManus (Stephen Baldwin), Fred Fenster (Benicio Del Toro), Todd Hockney (Kevin Pollak), Keaton dan Verbal. Mereka ditahan dengan bukti bukti yang kurang kuat, persetan dengan bukti, polisi pun tetap menahan mereka berlima walaupun akhirnya dibebaskan kembali. Pertemuan dalam sel itulah yang menyebabkan mereka berinteraksi satu sama lain, sehingga mengenali latar belakang satu sama lainnya. Keaton-lah yang terlihat sebagai aktor utama disini, pria yang sepintas mirip alpacino ini memang mempunyai latar belakang kelam di dunia kepolisian. Karena alasan tertentu, kelima orang ini dikeluarkan dari tahanan mereka. Tapi ternyata penahanan mereka disana membuat suatu kesepakatan, yaitu mereka berlima berusaha merampok bisnis korup yang melibatkan oknum oknum polisi. Keaton yang paham seluk beluk kepolisian adalah jendral dalam proyek ini dan akhirnya proyek balas dendam mereka ini berhasil. Seolah belum cukup, mereka berlima ditawari pekerjaan baru oleh sesorang yang bernama red foot. Tergiur akan imbalannya mereka berlima pun menjalankan perintah itu, tapi ternyata perintah itu hanyalah jebakan seseorang yang bernama Kobayashi (Pete Postlethwait) Kobayashi itu sendiri adalah kaki kanan dari monster yang bernama keyser soze. Pada malam hari ketika mereka berlima memutuskan untuk pulang, tiba tiba kobayashi ini datang dan memberikan bukti bukti yang mengagetkan. Mereka berlima akhirnya tahu kenapa mereka waktu itu ditahan tidak jelas, semua itu karena mereka berlima pernah berulah melawan keyser soze. Ulah perlawanan yang mereka lakukan terhadap keyser soze pun sebenarnya tidak disadari, tapi nasi telah menjadi bubur, mereka harus menuruti kobayashi yang meminta mereka melakukan suatu pekerjaan, kalau tidak orang orang terdekat mereka berlima sudah diancam akan dihabisi. Keyser soze memiliki arsip lengkap perihal identitas mereka semua sampai ke detil terkecil. Benar saja, pada pagi hari Fenster mencoba melarikan diri ditemukan mati tidak berdaya di pesisiran pantai. Walhasil keempat orang tersisa mau tidak mau menuruti perintah kobayashi untuk menggagalkan transaksi jual beli narkoba dari gang argentina yang notabene adalah pesaing keyser soze, dan transaksi itu dilakukan di atas sebuah kapal. Mereka berempat pun mengatur siasat agar tugas ini berhasil, dan verbal kint yang notabene pria lemah karena kakinya yang pincang hanya diberi tugas oleh keaton untuk berjaga jaga dan memberikan uang transaksi kepada kekasih keaton, Eddie Finneran (Suzy Amis) Baku tembak seru pun terjadi diatas kapal, Mc manus dan Hockney pun terbunuh secara misterius oleh sesorang yang digambarkan verbal kint sebgai keyser soze. Dan Akhirnya pria misterius itu menembak keaton, lalu pria itu membakar kapal tersebut yang peristiwanya diputar di awal scene dan akhir scene. Di kapal itu hanya menyisakan seorang pria tua bernama Arkosh Kovash (morgan hunter), pria yang benar benar melihat keyser soze dan terus menyebut nama soze di rumah sakit, sembari kepayahan menahan rasa sakit karena luka bakarnya.. Ditempat terpisah arkosh diperiksa oleh FBI untuk menggambarkan keyser soze itu. Lalu terjadilah yang kita nanti, sebuah twist ending mindfuck. Merasa verbal tidak bersalah, dave kujan melepaskan verbal karena dianggap tidak ada sangkut pautnya dengan pembakaran kapal tersebut. Ternyata, selama kurang lebih satu jam tersebut dave kujan hanya masuk ke imajinasi verbal kint yang otaknya lebih jenius dari pemenang olimpiade fisika seasean. Keyser soze bukanlah sebuah mimpi buruk, atau bukanlah sebuah legenda yang fiktif. Keyser soze sebenarnya benar adanya, ia berjalan keluar dari kantor polisi dengan angkuh, menyalakan rokoknya dan filmnya berakhir tepat sesaat sketsa kiriman wajah asli keyser soze dikirm ke dave kujan. Quotes tentang iblis yang diutarakan oleh verbal kint "Kejahatan iblis yang paling hebat adalah menipu dan membuat dunia percaya kalau dia sebenarnya tidak pernah ada." itu terbukti adanya dan pembuktinya adalah dirinya sendiri. Tak heran kalau kevin spacey dianugerahi piala oscar atas cerdasnya dia memerankan verbal kint, Tidak hanya di film ini saja kevin spacey berperan gemilang, di film se7en pun kevin berperan sebagai psikopat yang tak jauh beda dengan yang ada di film ini. Film the usual suspect berhasil membawa penontonnya masuk kedalam cerita horor yang diciptakan oleh verbal kint, si orang ketiga serba tahu dengan keaton sebagai aktor utamanya dan keyser soze adalah pemeran antagonisnya. Alur yang maju mundur membuat anda tidak sadar sebenarnya anda sedang dibodohi selama 106 menit. Bryan Singer dan Christopher McQuarrie sukses membuat penonton merasa ketakutan sendiri dan berpikir seolah keyser soze benar benar sosok iblis kejam. Detil detil yang diberikan tiap scene membuat tali antar satu scene tersambung dengan rapi, dan penyambung tali itu siapa lagi kalau bukan verbal kint. FIlm ini pun mengangkat nilai nilai sosial seperti boroknya kehidupan didalam kepolisian, hukum yang seenaknya diatur oleh seorang mafia dengan seenaknya memenjarakan kelima orang yang tidak jelas perkaranya dan keaton yang seharusnya sudah menjadi orang yang lurus harus pasrah menerima balasan dari dosa masalalunya.. Dengan detil detil tersebut film 106 menit ini hanya terasa seperti 10,6 menit. Saya sendiri menaruh empati saya setinggi tingginya kepada keaton, Pria yang mukanya mirip alpacino ini,saya kira akan sebrutal tony montana di scarface ternyata dia harus pasrah karena hanya berakhir sebagai antihero yang ditembak oleh iblis yang bernama, Keyser soze. Keyzer soze sukses menjadi orang ketiga dibalik layar yang serba tahu dan membuat film ini jadi fantastis. Tidak pernah muncul secara eksplisit sepanjang film, tapi kehadirannya akan terasa kental selama 106 menit. Saya yakin keyser soze adalah pahlawan revolusi bagi pemeran pembantu dalam sebuah film, yang terus memperjuangkan hak-haknya karena seringkali ada perbedaan kelas antara tokoh utama dan peran pembantu. Pesan saya sehabis anda menonton film ini ada dua: Pertama, pekalah terhadap sekitar anda karena iblis itu seringkali membuat kita menganggap dirinya tidak ada, bisa jadi iblis itu teman dekat anda, keluarga anda , mungkin saya, atau anda sendiri. Yang kedua, periksa merk yang tertera dibawah cangkir anda, apakah ada merk kobayashi disitu? Oleh: Kutu Rambut |
SEARCH
GET NOTIFIED
Archives
August 2017
|