Saat sutradara Independence Day: Resurgence, Roland Emmerich, mendekati Will Smith untuk memerankan kembali perannya sebagai Steven Hiller, Will Smith hampir menerima tawaran tersebut. Namun, akhirnya Will pun menolak karena dia sempat mempunyai pengalaman buruk dalam performanya di Men In Black 3 & After Earth.
Saat mempromosikan film terbarunya Collateral Beauty, Will menjelaskan, “I had the two screenplays in front of me for the Independence Day 2 and for Suicide Squad. I had to choose between the two of those” ungkap Will. “Even the choice of going to Suicide Squad — nothing about the qualities of the movie — but the choice of trying to go forward versus clinging and clawing backwards. I do want to aggressively go forward and do new things and create and hopefully be able to stumble upon a new heyday.” tambahnya Sumber: comicbook.com - Kutu Kamar
0 Comments
Melalui akun twitternya, Warner Bros mengumumkan bahwa Suicide Squad Extended Cut akan rilis pada 11 November dalam format Digital HD dan 13 Desember untuk Blu-Ray nya.
Belum ada kejelasan mengenai adegan apa saja yang akan dimuat dalam tambahan 13 menit tersebut. Sebelumnya, Jared Leto mengungkapkan bahwa adegan yang dipotong untuk versi theater Suicide Squad akan cukup untuk membuat film tentang Joker. Jadi, mungkin saja versi Extended Cut nanti akan berfokus pada hubungan Joker-Harley? Sumber: The Independent - Kutu Butara Beberapa hari sudah Suicide Squad dirilis, berbagai tanggapan serta kritik sudah bermunculan. Sebagian menganggap bahwa film ini merupakan "gebrakan" DC, dimana sebagian lain menganggap(judul)film "Suicide Squad" mengimplementasikan "tindakan" DC (juga WB) untuk keputusannya merilis film ini, yaitu "Suicide"(literally).
Setelah banyaknya tv spot, trailer, promo, dan segala bentuk advertisement yang dilakukan, bila kita jeli, cukup banyak adegan/percakapan yang di cut/diganti/bahkan dihilangkan. Meskipun belum dikonfirmasi, namun dikabarkan pula, bahwa DC dan WB memiliki 2 versi cuts, dimana cuts yang akhirnya dirilis di bioskop merupakan cuts dengan tone yang lebih light dan fun. Hal ini pula lah yang menjadi salah satu alasan mengapa Suicide Squad menjadi film yang memiliki reaksi beragam dengan mayoritas kritikan tajam. Saya mencoba menganalisa juga menghimpun dari beberapa sumber mengenai beberapa adegan/percakapan yang hilang/berubah dari versi trailer/tv spot/promo. Meskipun beberapa dari list ini belum dikonfirmasi kebenarannya, namun ada beberapa scene yang cukup terasa "hilang"-nya dari film. Berikut beberapa diantaranya : 1. Adegan dimana Deadshot menatap nanar dari dalam selnya sembari memikirkan putrinya sambil melihat hujan turun. 2. Adegan El Diablo yang mencoba membakar sebuah batang korek api, sebelum akhirnya memadamkannya karena ia sudah berjanji untuk tidak menggunakan lagi kekuatannya. 3. Boomerang "sexist" and "racist" part. Dalam interview awal, dikatakan bahwa akan ada adegan dimana Boomerang melakukan percakapan "khas" nya, namun karena tone film yang light, percakapan tersebut ditiadakan. 4. Backstory Killer Croc, dimana ia diceritakan sedang "membangun" namanya di dunia kriminal Gotham sembari menjadi "muscle-for-hire" untuk beberapa bos kriminal disana, sebelum akhirnya ia dihentikan oleh Batman. Adegan dimana Killer Croc membuat sebuah "sculpture" dalam trailer pun tidak nampak dalam filmnya. 5. Adegan Killer Croc kembali mendapat potongan, yakni adegan dimana ia mengalami mual ketika perjalanan di dalam helikopter menuju Midway City, dalam adegan tersebut Killer Croc memuntahkan separuh badan kambing makanannya, untuk kemudian ia makan kembali, dan membuat salah satu anggota Navy Seals mual melihatnya. Scene ini pun kabarnya dijelaskan dalam artikel di majalah Empire Magazine. 6. Adegan Rick Flag dan June Moon. Cukup banyak adegan mereka yang dipotong, yang membuat hubungan mereka terkesan kurang dalam di film. Adegan tersebut adalah adegan dimana Rick Flag dan June Moon bersama-sama melihat file anggota Suicide Squad yang dikirim oleh Amanda Waller serta adegan kencan mereka. 7. Adegan dimana Joker melakukan baku tembak dalam restoran, lalu ia dan anak buahnya melarikan diri. Kemudian Harley mengejarnya menggunakan motor dan menghalanginya. Kemudian terlihat Joker membenturkan kepalanya ke kaca dengan frustasi. 8. Adegan "i can't wait to show you my toys" antara Joker dan Griggs yang ada dalam setiap trailer, namun(kalau saya tidak salah ingat)hilang dari film. 9. Adegan dimana Harley dan Joker berkelahi, dan Harley menodongkan pistol ke kepala Joker. Kemudian Joker merayu Harley untuk menurunkannya, dan akhirnya, well, they kiss. 10. Adegan lengkap kejar-kejaran Joker-Harley dalam Purple Lamborghini dengan Batman dalam Batmobile, dimana melibatkan lebih banyak percakapan dari Harley dan Joker, juga adegan dimana Joker memukul atap "Purple Lamborghini"- nya. 11. Adegan "i'm not gonna kill you" Joker kepada Harley berbeda pace nya antara trailer awal dengan adegan akhir di film. 12. Adegan di Ace Chemical dimana Harley lompat ke dalam cairan kimia, seharusnya memiliki adegan dengan dialog Joker lebih banyak. 13. Adegan dimana Harley mengokang tongkat baseballnya seolah-olah itu senapan. 14. Adegan dalam bar, dimana Harley menjadi bartender and then Deadshot calls for a shot, kemudian Katana meminta Whiskey, Croc dan Boomerang meminta beer, kemudian Diablo hanya berkata "water". Harley kemudian menjawab "that's a good idea honey". Adegan tersebut terdapat dalam trailer, namun kemudian dalam film adegan tersebut "hilang". 15. Adegan interaksi Harley dan Boomerang, dalam cuts awal, seharusnya Harley menunjukkan bahwa ia tidak menyukai Boomerang, namun akhirnya dalam cuts yang dirilis menunjukkan afeksi Harley kepada seluruh anggota. 16. Beberapa adegan Joker yang dihapus yang juga dikonfirmasi oleh Jared Leto. Hal ini dilakukan untuk "mengubah pandangan" akan hubungan antara Joker dan Harley, dimana seharusnya hubungan Joker dan Harley merupakan hubungan yang abusive, namun akhirnya mereka lebih terlihat seperti pasangan kekasih. 17. Adegan dalam helikopter ketika Joker menyelamatkan Harley dimana seharusnya dalam cuts awal, Joker dan Harley terlibat argumen, kemudian ia mendorong Harley terlebih dahulu sebelum helikopter ditembak jatuh. Namun dalam cuts yang dirilis, Joker mendorong Harley ketika pesawat sudah ditembak jatuh.(yang tentunya justru malah menunjukkan "sisi cinta" Joker pada Harley) 18. Kemunculan Joker dalam scene final fight di subway, dimana ia muncul dengan wajahnya yang setengah terbakar setelah helikopternya jatuh. Ia kemudian mengajak Harley untuk pergi bersamanya, namun Harley menolak karena ingin membantu teman-temannya. Akhirnya Joker melempar granat ke tengah-tengah squad dan kemudian melarikan diri. Meskipun belum seluruhnya dikonfirmasi secara resmi, beberapa adegan yang kemungkinan dihilangkan maupun diganti tersebut cukup memberikan alasan akan kritik tajam yang didapatkan oleh Suicide Squad versi theater. Selain karena pemaksaan tone yang diubah, cukup banyak adegan Joker yang dipotong, membuat kehadirannya dalam versi teater terasa hanya menjadi "pelengkap". Bagaimana menurut Kawan Kutu mengenai kemungkinan cuts dan perubahan adegan tersebut? Apa ada dari Kawan Kutu yang menyadari perubahan adegan lain? Feel free to share your thoughts! Source : * youtube.com * comicbook.com * heroichollywood.com - Kutu Klimis Pertama-tama saya menulis ini bukan dengan maksud mencibir, memanas-manasi, atau mencoba menggurui. Saya hanya ingin mencoba untuk meluruskan hal yang sedikit "belok" yang saat ini sedang terjadi.
Pagi tadi saya sedikit terbelalak melihat timeline di aplikasi Line saya dan beberapa aplikasi sosial media lain, tentang "petisi menutup Rotten Tomatoes" yang disebarkan oleh beberapa akun yang juga saya follow. Hal ini dipicu oleh(lagi-lagi)buruknya rating film DC yang baru dirilis, Suicide Squad. Saya mencoba terdiam sejenak, lalu merasa, mungkin ini bagian dari sarkasme. Namun setelah hari ini hampir berlalu, dan saya selesai menyaksikan film yang menjadi pemicu petisi tersebut, lalu kemudian mereviewnya, ternyata petisi tersebut bukan main-main, dan mungkin ada beberapa fans di Indonesia yang mungkin ikut "bernafsu" mengisi petisi tersebut. Jika saya mengutip perkataan Barry Allen kepada Bruce di trailer terbaru Justice League, "Stop right there". Jangan keburu nafsu mengisi petisi tersebut. Kenapa? Karena faktanya, Rotten Tomatoes adalah sebuah web aggregator, bukan sebuah web review. Ada yang paham bedanya? Web review bisa dikatakan seperti kami yang melakukan review serta ulasan detail mengenai sebuah film, membahasnya secara(tidak terlalu)mendalam, mengupas beberapa aspeknya, dan memberi output berupa kesimpulan berbentuk skor/rating. Nah, Rotten Tomatoes, adalah(salah satu)web yang mengumpulkan output-output tersebut dari beberapa sumber, mengolahnya, dan menggabungkannya menjadi rating. Untuk lebih detail mengenai Rotten, bisa Kawan Kutu browsing lebih dalam dengan memasukkan keywordnya di Google. Di mana letak kesalahan persepsinya? Letaknya ialah ketika Rotten memasang angka prosentase film, itu merupakan angka gabungan dari beberapa web review dan reviewer yang mereka compile dan mereka olah. Mereka memiliki sistem Like dan Top review untuk reviewnya dapat masuk dan dihitung ke dalam prosentase. Rotten tidak menyajikan review, mereka menjadi wadah bagi para reviewer untuk "menyumbang" angka penilaian terhadap sebuah judul film. Sayangnya, hari ini saya ditunjukkan sebuah fanatisme "buta", dimana kebanyakan dari mereka berfokus pada angka, dan tidak melihat asal-usul jelas mengenai angka tersebut. Menuduh "ada yang tidak beres" saat Rotten justru sahamnya 30% dimiliki oleh WB, yang notabene studio yang memproduksi film-film DC. Saya bukan antek-antek Rotten(apalagi antek wahyudi), saya hanya mencoba meluruskan. Bila para fans ingin "marah", atau memberi "peninggalan kata-kata", web seperti kami lah yang seharusnya menerimanya, karena web reviewer lah yang mereview, bukan Rotten. Jadilah kritis dalam berpendapat. Tapi jangan "kritis" dalam memiliki sikap. Cheerio - Kutu Klimis PERINGATAN!! Sebelum memulai membaca ini, bila salah satu dari Kawan Kutu seorang "fanboy", atau seorang yang mengatakan "kritik itu buta", "ah yang kritik pasti gak baca komiknya", lebih baik berhenti disini, karena saya mempunyai keyakinan 99% Kawan Kutu akan membaca ini sambil mengrenyitkan dahi, ketawa tipis, bergumam "sotoy", hit tombol "blok", atau bahkan tidak membaca sama sekali(pada akhirnya). Kenapa? Karena sebelum terlalu jauh, saya akan katakan, This movies nowhere near good. Tagline "Worst Heroes Ever" turns out teraplikasi dalam film, dimana film ini menjadi "(one of the) Worst (comicbook adaptation) Movies (meskipun bukan yang) Ever". Saya bingung darimana saya harus memulai, namun yang pasti, bila ada yang mengatakan saya tidak membaca komiknya, saya akan jujur, demi memahami film ini secara "komplit", saya mencoba membaca beberapa judul komik Suicide Squad seperti "Trial by Fire", "Pure Insanity", dan "Kicked In The Teeth", dan saya tidak menemukan adaptasi solid dari komik tersebut (atau mungkin saya membaca part yang salah?). Beberapa origin dari karakter seperti Deadshot, Chato Santana, dan Harley Quinn memang mengikuti origin yang saya baca, namun dilakukan sekelebat dan menyaksikannya membuat saya sedikit sesak nafas. David Ayer, yang juga menjadi penulis cerita selain sutradara, tidak mampu mengulang prestasinya dalam film "Fury", dimana ia terlihat kesulitan mengaplikasikan cerita dalam buku ke dalam sebuah jalinan cerita film secara utuh. Saya memiliki beberapa catatan untuk film ini, dan yang paling utama(dan entah kenapa lagi-lagi)adalah alur yang berantakan. Setelah BvS versi teater, Suicide Squad seolah ikut antre dalam menyajikan alur yang berantakannya tidak kalah dari ruangan dalam set film Titanic yang sedang karam. Perkenalan karakter dilakukan sekelebat, cameo-cameo yang sudah bertebaran spoilernya sejak trailer seolah dijadikan senjata utama untuk dijadikan eksepsi/pemakluman akan alur yang porak-poranda. Pendalaman karakter pun dikorbankan sehingga dari banyaknya anggota "SKWAD", praktis hanya Deadshot dan Harley yang "terasa". Yang lain? Mungkin mereka sedang numpang cosplay. Jokes yang tidak pada tempat dan timing, percakapan yang kaku, serta "drama" yang membuat saya merasa beberapa ftv Indonesia mampu memberikan "drama" yang lebih baik membuat saya berkali-kali mengucek mata untuk memastikan : "ini tuh Suicide Squad yang dari setahun lalu heboh kan? Kaya gini nih?". Sejujurnya akting personal dari para pemeran saya amini cukup prima. Utamanya Will Smith dan(of course)Margot Robbie. Jai Courtney pun berusaha sedetail mungkin memerankan karakter Capt. Boomerang. Satu lagi tentunya untuk Kawan Kutu yang tetap membaca ini dari awal, pasti sebagian besar menantikan komentar mengenai Jared Leto, bukan? All i can say is, Joker versi Leto merupakan Joker yang berbeda 180 derajat dari Joker terakhir yang diperankan Heath Ledger, bahkan Joker manapun yang pernah ditampilkan dalam installment Batman/DC. Namun bila ditanya secara personal, bagi saya Jared Leto memerankan Joker versinya dengan cukup baik, persona Joker dapat dipancarkan dengan cukup prima oleh Jared Leto, tetapi saya masih "setia" menyanyikan "Can't Take My Eyes Off Of You"-nya Frankie Valli untuk Joker versi Heath Ledger. Saya cukup mengapresiasi tone dan warna gambar yang cukup pas untuk film dengan tema ini, meskipun beberapa adegan yang melibatkan CGI dieksekusi dengan kurang halus. Musik pengiring "ditempatkan" dengan pas dan membantu untuk menambah build up sebuah scene, dimana lagu-lagu yang dipilih untuk menjadi soundtrack amat blend dengan film, tetapi saya rasa itu saja tidak cukup. Untuk beberapa kalimat yang mengatakan bahwa film ini hanya cocok untuk pembaca komik atau penggemar DC, well i have to be honest, bahwa saya tidak menikmati film ini(kecuali Margot Robbie-nya, serta beberapa scene Cara Delevingne). Sedikit disayangkan, dengan gembar-gembor media, segala promo, konferensi pers, serta cuplikan-cuplikan yang dirilis, film ini tidak mampu memenuhi ekspektasi(secara kualitas).
My score? 4/10 Sorry. P. S : - Ada sedikit "ucapan terimakasih" dari DC setelah mid credit, kalau masih tahan, duduk dulu sedikit lebih lama. - Kalau merasa tekanan darah meningkat setelah membaca review ini dan ada kata-kata "ah lo gak ngerti apa-apa", "emang lo bisa bikin ginian?" dalam hati, all i can say is : "saya "cuma" reviewer(yang sedikit doyan baca komik), tapi mungkin ini bukan film untuk saya". Jadi jangan dicaci, ya? :") - Kutu Klimis |
SEARCH
GET NOTIFIED
Archives
August 2017
|